Minggu, 06 November 2011

RECOUNT TEXT
Dear Brian,

Hello Brian, how are you?, I hope you are fine.
Hey I'll tell you about my story in last week at the Surabaya zoo, zoo in Surabaya there are many animals, there were a lot of people come together with friends, unfortunately it was not neglected, many animals die, but I am still glad to see many animals directly.

my last letter, I want you to write a letter to me about your story.

your friend
fadil

Jumat, 04 November 2011

Reduplikasi atau perulangan adalah proses pengulangan kata atau unsur kata. Reduplikasi juga merupakan proses penurunan kata dengan perulangan utuh maupun sebagian. Contohnya adalah "anjing-anjing", "lelaki", "sayur-mayur" dan sebagainya.
Dalam bahasa Melayu dikenal reduplikasi berikut:
  • reduplikasi fonologis — pengulangan fonem tanpa terlalu banyak mengubah arti dasar
  • reduplikasi morfologis — pengulangan morfem, misalnya: papa, mama
  • reduplikasi sintaktis — pengulangan morfem yang menghasilkan klausa, contoh "malam-malam pekerjaan itu dikerjakannya", artinya "walau sudah malam hari, pekerjaan itu tetap dikerjakannya"
  • reduplikasi gramatikal — pengulangan fungsional dari bentuk dasar yang meliputi reduplikasi morfologis dan sintaksis
  • reduplikasi idiomatis — atau 'kata ulang semu', adalah pengulangan kata dasar yang menghasilkan kata baru, contoh "mata-mata" artinya agen rahasia. Lihat pula: Kata Indonesia yang selalu dalam bentuk terulang
  • reduplikasi non-idiomatis — pengulangan kata dasar yang tidak mengubah makna dasar, contoh "kucing-kucing"
Menurut bentuknya, reduplikasi nomina dapat dibagi menjadi empat kelompok
  • perulangan utuh, contoh: rumah-rumah
  • perulangan salin suara, contoh: warna-warni
  • perulangan sebagian, contoh: surat-surat kabar
  • perulangan yang disertai pengafiksan, contoh: batu-batuan
Menurut artinya, reduplikasi dapat dibagi menjadi berikut:
  • Kata ulang yang menunjukkan makna jamak (yang menyangkut benda), contoh: meja-meja
  • Kata ulang berubah bunyi yang memiliki makna idiomatis, contoh: bolak-balik
  • Kata ulang yang menunjukkan makna jamak (yang menyangkut proses), contoh: melihat-lihat
  • Bentuk ulang yang seolah-olah merupakan kata ulang, contoh: kupu-kupu
  • Bentuk ulang dwipurwa, contoh: dedaunan
Wawancara (bahasa Inggris: interview) merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.
Ankur Garg, seorang psikolog menyatakan bahwa wawancara dapat menjadi alat bantu saat dilakukan oleh pihak yang mempekerjakan seorang calon/ kandidat untuk suatu posisi, jurnalis, atau orang biasa yang sedang mencari tahu tentang kepribadian seseorang ataupun mencari informasi.

  1. Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan berita.
  2. Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu.
  3. Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat pesawat telepon.
  4. Wawancara pribadi.
  5. Wawancara dengan banyak orang.
  6. Wawancara dadakan / mendesak.
  7. Wawancara kelompok dimana serombongan wartawan mewawancarai seorang, pejabat, seniman, olahragawan dan sebagainya.

Kamis, 03 November 2011

UNSUR KARYA SASTRA

Unsur karya sastra:

Unsur intrinsik(unsur yang membangun karya sastra di dalam)

Unsur ekstrinsik(unsure yang membangun karya sastra di luar)

Unsur instrinsik:
Sudut pandang
Gaya bahasa/majas
Tempat/latar/setting dan amanat
Alur
Tema
Tokoh

Unsur ekstrinsik:
Religi(agama)pengarang
Latar belakang sosial budaya
Latar belakang politik
Idalisme pengarang
SYAIR
Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab.
CIRI – CIRI SYAIR :
a. Setiap bait terdiri dari 4 baris
b. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
c. Bersajak a – a – a – a
d. Isi semua tidak ada sampiran
e. Berasal dari Arab
Contoh :
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
Negeri bernama Pasir Luhur (a)
Tanahnya luas lagi subur (a)
Rakyat teratur hidupnya makmur (a)
Rukun raharja tiada terukur (a)
Raja bernama Darmalaksana (a)
Tampan rupawan elok parasnya (a)
Adil dan jujur penuh wibawa (a)
Gagah perkasa tiada tandingnya (a) 
PANTUN
Pantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat.
CIRI – CIRI PANTUN :
1. Setiap bait terdiri 4 baris
2. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
3. Baris 3 dan 4 merupakan isi
4. Bersajak a – b – a – b
5. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
6. Berasal dari Melayu (Indonesia)
Contoh :
Ada  pepaya ada mentimun (a)
Ada mangga ada salak (b)
Daripada duduk melamun (a)
Mari kita membaca sajak (b)

MACAM-MACAM PANTUN

1. DILIHAT DARI BENTUKNYA
a. PANTUN BIASA
Pantun biasa sering juga disebut pantun saja.
Contoh :
Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukan ke dalam hati

DELAPAN JENIS AFIKS
“Analisis Afiks Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris”


Penelitian ini mencoba mendeskripsikan jenis afiks secara komprehensif melalui analisis afiks dalam tiga bahasa, yaitu: bahasa Arab, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia. Data jenis afiks diambil dari beberapa buku linguistik umum dan morfologi. Data ini kemudian dilengkapi dengan analisis kata berafiks yang ada dalam kamus setiap bahasa tersebut. Hasil penelitian menunjukkan pembagian jenis afiks yang lebih lengkap, yaitu delapan jenis afiks. Kedelapan jenis afiks ini adalah: prefiks, sufiks, infiks, konfiks, interfiks, simulfiks, superfiks, dan transfiks. Dari delapan jenis afiks ini, bahasa Indonesia memiliki jumlah afiks terbanyak, yaitu lima jenis afiks. Sedangkan bahasa Inggris dan bahasa Arab masing-masing memiliki empat jenis afiks.

Kata kunci: morfologi, afiks, prefiks, sufiks, infiks, konfiks, interfiks, simulfiks, superfiks, dan transfiks.


I. Pendahuluan
            Afiks adalah morfem terikat yang dilekatkan pada morfem dasar atau akar (Fromkin dan Rodman, 1998:519). Pembahasan mengenai afiks dapat ditemukan dalam setiap buku linguistik umum dan morfologi. Namun demikian, pembahasan pada buku-buku tersebut masih bersifat kurang menyeluruh dan berbeda-beda. Hal ini dapat disebabkan oleh terbatasnya jenis afiks dari bahasa yang dianalisis atau belum adanya analisis yang lebih mendalam mengenai afiks.
Analisis afiks dalam artikel ini akan dibatasi pada tiga bahasa, yaitu: bahasa Arab, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Penulis memilih bahasa Arab karena bahasa ini memiliki afiks yang unik yang disebut transfiks (Bauer 1988: 24). Bahasa Indonesia dipilih karena jumlah afiksnya yang cukup banyak. Sedangkan bahasa Inggris dipilih karena jumlah afiksnya yang dianggap hanya dua (prefiks dan sufiks) serta adanya kerancuan klasifikasi infiks (Katamba, 1994: 44-45). Dalam hal ini, penulis berusaha mencari jenis afiks yang lain dan menjelaskan lebih lengkap mengenai fenomena infiks tersebut.
Dalam menganalisis jenis afiks dari ketiga bahasa ini, penulis menggunakan metode kualitatif. Dalam hal ini, penulis mendeskripsikan jenis-jenis afiks yang ada dalam ketiga bahasa yang diteliti. Dalam mengumpulkan data, pertama-tama penulis mencatat jenis-jenis afiks dan definisinya dari buku linguistik umum dan morfologi. Selanjutnya penulis mencari contoh-contoh kata yang berafiks di setiap kamus besar dari ketiga bahasa ini. Penulis juga berusaha mencari kata yang nampaknya berafiks tetapi jenis afiksnya belum pernah diidentifikasi.

II. Tinjauan Kepustakaan
Para ahli linguistik membagi afiks dalam jenis yang berbeda-beda. Matthews (1997:11) menyebutkan lima jenis afiks, yaitu: prefiks, sufiks, infiks, sirkumfiks, dan superfiks. Secara umum, Katamba (1993:44) menyebutkan tiga jenis afiks, yaitu: prefiks, sufiks, dan infiks. Khusus untuk bahasa Inggris, Katamba (1993:89) mengelompokkan afiks berdasarkan perilaku fonologisnya, yaitu afiks non-netral dan afiks netral. Fromkin dan Rodman (1998:71-73) menyebutkan empat jenis afiks, yaitu: prefiks, sufiks, infiks, dan sirkumfiks. Alwi dll (1988:31) menyebutkan ada empat jenis afiks dalam bahasa Indonesia, yaitu: prefiks, sufiks, infiks, dan konfiks.
Pengelompokan afiks yang cukup menyeluruh disebutkan oleh Kridalaksana dll (1985) dan Bauer (1988). Kridalaksana dll (1985:19-21) menyebutkan enam jenis afiks, yaitu: prefiks, infiks, sufiks, simulfiks, konfiks, dan superfiks. Bauer (1988: 19-29) membedakan tujuh jenis afiks yang terdiri atas enam afiks segmental, yaitu: sufiks, prefiks, sirkumfiks, infiks, interfiks, dan transfiks; dan satu afiks suprasegmental, yang diistilahkan superfiks atau simulfiks.
Penulis mengumpulkan contoh-contoh kata berafiks dari dua kelompok sumber. Pertama dari buku-buku morfologi dan linguistik umum. Kedua dari kamus umum setiap bahasa tersebut. Untuk bahasa Arab penulis menggunakan kamus Al-‘Ashri (Ali dan Muhdar, 1996), untuk bahasa Indonesia digunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga (Alwi ed, 2001), dan untuk bahasa Inggris digunakan kamus Webster’s New World College Dictionary Fourth Edition (Agnes ed, 2001). Ketiga kamus ini dipilih karena isinya yang memuat jumlah lema yang cukup banyak dan penggunaannya yang dianggap cukup meluas. Khusus kamus bahasa Inggris di atas, penulis memilihnya karena dalam kamus tersebut ada informasi proses pembentukan kata dari lema tertentu.

III. Analisis Data
Dari tiga bahasa yang dianalisis di sini, penulis menemukan sembilan jenis afiks, yaitu: prefiks, infiks, sufiks, sirkumfiks (konfiks), trifiks, interfiks, simulfiks, superfiks, dan transfiks. Penjelasan dan contoh setiap afiks dari ketiga bahasa ini adalah sebagai berikut:
1.      Prefiks
Prefiks disebut juga awalan. Prefiks adalah afiks yang ditempatkan di bagian muka suatu kata dasar (Alwi dll, 1998: 31). Istilah ini berasal dari bahasa Latin praefixus yang berarti melekat (fixus, figere) sebelum sesuatu (prae). Ketiga bahasa yang dianalisis di sini semuanya memiliki prefiks.
Contoh:
Bahasa Arab: s-g-l  ‘sibuk’ +  a- à asyghal ‘menyibukkan.’
Bahasa Inggris: tangible ‘kasat mata’ + in- à intangible ‘tidak kasat mata’
Bahasa Indonesia: ajar + meng- à mengajar

2.      Sufiks
Sufiks atau akhiran adalah afiks yang digunakan di bagian belakang kata (Alwi dll, 1998:31). Istilah ini juga berasal dari bahasa Latin suffixus yang berarti melekat (fixus, figere) di bawah (sub[1]) . Ketiga bahasa yang dianalisis di sini semuanya memiliki sufiks.
Contoh:
Bahasa Arab: b-sy-r  ‘manuasia’ +  -i à basyari ‘manusiawi’
Bahasa Inggris: amaze  ‘kagum’ + -ment à amazement ‘kekaguman’
Bahasa Indonesia: beli + -kan à belikan

3.      Infiks
Infiks atau sisipan adalah afiks yang diselipkan di tengah kata dasar (Alwi dll, 1998:32). Dalam bahasa Latinnya adalah infixus yang berarti melekat (fixus, figere) di dalam (in). Bahasa Arab tidak memiliki infiks. Bahasa Indonesia memiliki beberapa infiks, salah satunya adalah infiks –em- dalam kata gemetar (dari kata getar). Dalam bahasa Inggris, beberapa ahli bahasa menyebutkan adanya infiks dalam situasi tertentu. Yule (1994) menyebutkan infiks bloody untuk ungkapan emosi, contohnya Hallebloodyluyah! (dari kata Halleluyah). Katamba (1994: 44-45) menyebutkan bahwa infiks hanya ada dalam bahasa Inggris kontemporer yang mungkin tidak digunakan dalam kondisi yang sopan, contoh: in-fuckin-stantiate. Menurut pendapat penulis, satu kata (yang mungkin memiliki lebih dari satu morfem[2]) tidak seharusnya dimasukkan dalam kategori afiks, karena afiks adalah morfem terikat. Oleh sebab itu, menurut penulis, bahasa Inggris tidak memiliki infiks.

4.      Konfiks
Konfiks disebut juga ambifiks atau sirkumfix. Secara etimologis dari bahasa Latin, ketiga istilah ini memiliki kesamaan arti. Kon- berasal dari kata confero yang berarti secara bersamaan (bring together), ambi- berasal dari kata ambo yang berarti kedua-duanya (both), dan sirkum- berasal dari kata circumdo yang berarti ditaruh disekeliling (put around) (Gummere dan Horn, 1955). Menurut Alwi dll (1198:32) konfiks adalah gabungan prefiks dan sufiks yang membentuk suatu kesatuan dan secara serentak diimbuhkan. Bahasa Arab dan bahasa Inggris memiliki kata yang dibentuk dengan prefiks dan sufiks.
Contoh:
Bahasa Arab: dh-r-b  ‘memukul’+ ma- dan -un à madharabun ‘tempat memukul’
Bahasa Inggris: accept  ‘menerima’ + un- dan -able à unacceptable ‘tidak berterima’
Akan tetapi, contoh tersebut hanya merupakan kombinasi afiks, bukan konfiks karena tidak secara serentak diimbuhkan. Dalam bahasa Arab, ada kata madharab dan dalam bahasa Inggris ada kata acceptable. Konfiks dapat ditemukan dalam bahasa Indonesia, contohnya kata kelaparan (dari kata lapar). Konfiks ke-…-an diimbuhkan secara serentak (tidak ada kata kelapar atau laparan). Kridalaksana dll (1985:20) menyebutkan ada empat konfiks dalam bahasa Indonesia, yaitu: ke-…-an, peN-…-an, per-…-an, dan ber-…-an.

5.      Interfiks
Bauer(1988: 23-24) menyebut interfiks sebagai afiks yang muncul di antara dua elemen yang membentuk kata majemuk. Kata interfiks berasal dari bahasa Latin inter yang berarti berada di antara, dan fixus yang berarti melekat. Dengan demikian, dapat dibedakan dengan infiks yang berarti melekat di dalam. Contoh interfiks dapat dilihat dalam bahasa Arab. Interfiks -ul- muncul di antara kata birr dan walad, sehingga menjadi birr-ul-walad ‘bakti anak’. Penulis tidak menemukan interfiks dalam bahasa Indonesia. Untuk bahasa Inggris, penulis berpendapat bahwa bahasa Inggris dapat dianggap memiliki interfiks karena pengaruh bahasa Latin. Contohnya interfiks -o- dalam kata morphology. Morph dan logy memiliki lema tersendiri dalam kamus Webster’s New World. Gabungan kedua kata ini memerlukan interfiks -o- sehingga gabungannya bukan morphlogy melainkan morphology[3]. Istilah morfologi dalam bahasa Indonesia tidak dapat dianggap memiliki interfiks -o- karena hanya kata morf yang ada dalam lema KBBI, tidak ada lema logi.

6.      Simulfiks
Definisi simulfiks dapat dilihat dari asal katanya dalam bahasa Latin simulatus ‘bersamaan, membentuk’ dan fixus ‘melekat’. Menurut Kridalaksana dll (1985: 20), simulfiks adalah afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri segmental yang dileburkan pada bentuk dasar. Dalam bahasa Indonesia, simulfiks dimanifestasikan dengan nasalisasi dari fonem pertama suatu bentuk dasar. Simulfiks masih dianggap hanya terdapat dalam bahasa Indonesia tidak baku, contoh: kopi à ngopi. Bahasa Arab dan bahasa Inggris tidak memiliki simulfiks.

7.      Superfiks
Superfiks atau suprafiks adalah afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri suprasegmental atau afiks yang berhubungan dengan morfem suprasegmental (Kridalaksana dll, 1985: 21). Bauer (1988:29) menyamakan istilah superfiks dengan simulfiks. Dari asal kata bahasa Latin, supra berarti di atas (above) atau di luar (beyond), sedangkan simulatus berarti bersamaan. Dari contoh suprafiks dalam bahasa Inggris, ‘discount (n) à dis’count (v), dapat kita lihat bahwa suprafiks berada pada tataran suprasegmental sehingga istilah suprafiks lebih tepat dari pada simulfiks. Bahasa Arab dan bahasa Indonesia tidak memiliki suprafiks.

8.      Transfiks
Transfiks adalah afiks yang muncul dikeseluruhan dasar (throughout the base). Dalam bahasa Latin trans berarti disepanjang (across) atau di atas (over). Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris tidak memiliki transfiks. Afiks yang termasuk transfiks dapat ditemukan dalam bahasa Arab. Contohnya transfiks a-a-a:
      f-r-h     ‘senang’               + a-a-a à   farraha      ‘menyenangkan’
      m-d-d   ‘memanjangkan’ + a-a-a à   maddada   ‘memanjang-manjangkan’
            k-f-r     ‘mengkafiri’        + a-a-a à   kaffara      ‘menisbatkan kekafiran’


IV. Kesimpulan
            Dari pembahasan jenis afiks di atas, penulis menyimpulkan bahwa dalam bahasa Inggris, ada empat afiks, yaitu: prefiks, sufiks, interfiks, dan superfiks; dalam bahasa Indonesia ada lima afiks, yaitu: prefiks, sufiks, infiks, konfiks, dan simulfiks; dan dalam bahasa Arab ada empat afiks, yaitu: prefiks, sufiks, interfiks dan transfiks.

ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA

Aspek keterampilan berbahasa
Mendangarkan
Berbicara
Membaca
Menulis
Konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.
Contoh:
Pencuri itu di bawa ke meja hijau
Meja hijau:pengadilan

Denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan makna.
Contoh:
Mas parto membeli susu sapi

visitor

clock